Jakarta Jenis permainan tradisional Indonesia sekarang telah jarang dimainkan oleh anak-anak, pasalnya mereka lebih mengenal gadget ketimbang bersosialisasi bersama teman sebayanya. Permainan tradisional asli Indonesia sendiri sangat beragam. Tiap-tiap tempat pasti punya minimal satu permainan tradisional yang awam dimainkan anak-anak.
Jenis permainan tradisional tersebut seperti petak umpet, cublak-cublak suweng hingga gobak sodor. Permainan tradisional ini di samping menarik dan mengasyikan ketika memainkannya, juga mempunyai skor-skor positif dalam kehidupan sehari-hari. Seperti melatih kekompakan, kebersamaan, gotong royong, hingga saling menghargai.
Permainan tradisional semenjak dulu telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, disebut tradisional sebab pemainan ini cuma memakai peralatan dan bahan permainan yang slot mahjong simpel juga gampang didapatkan. Melainkan, seiring berkembangnya waktu, eksistensi dari permainan tradisional ini mulai kehilangan peminat dan kian lama hilang dari pusaran penggunaanya. Untuk itu, kita sebagai generasi muda, harus dapat melestarikannya.
Berikut ini beragam jenis permainan tradisional Indonesia yang perlu dilestarikan, yang telah dirangkum oleh dari beragam sumber, Selasa (3/8/2021).
Jenis Permainan Tradisisonal
Berikut ini ada sebagian jenis permainan tradisional yang perlu dilestarikan, diantaranya:
Biasanya permainan ini dibagi menjadi dua klasifikasi, di mana setiap klasifikasi minimal berjumlah tiga orang. Satu klasifikasi bertugas sebagai penjaga kotak atau tempat tersebut, sementara klasifikasi lainnya yang disebut penyerang harus cakap melewati tempat tanpa bersentuhan dengan klasifikasi penjaga. Permainan ini akan kian mengasyikan bila penjaga berusaha untuk menangkap klasifikasi penyerang, sementara klasifikasi penyerang berusaha menghindarinya. Seandainya penyerang bersentuhan dengan penjaga kotak, karenanya harus bergantian sebagai penjaga
Tata dalam permainan ini adalah dua orang pemegang tali mengontrol tingginya tali setinggi lutut, setelah itu pelompat harus sukses melewati tali tersebut. Seandainya pelompat sukses melaluinya, karenanya tinggi tali akan dinaikkan menjadi seperut, sedada hingga di atas kepala. Melainkan bila pelompat tali gagal melewati, karenanya dia harus bergantian mengontrol tali.