Mahasiswa Gelar Protes ‘Indonesia Gelap’ Menentang Pemotongan Anggaran

Pada minggu lalu, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia menggelar madingindonesia.com aksi protes dengan tajuk “Indonesia Gelap” sebagai bentuk penentangan terhadap pemotongan anggaran yang diberlakukan oleh pemerintah. Aksi ini dipusatkan di depan Gedung DPR/MPR Jakarta, serta beberapa kampus besar di sejumlah kota besar lainnya seperti Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya. Para mahasiswa mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan pemotongan anggaran yang dinilai akan menghambat kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Pemotongan anggaran yang dimaksud adalah kebijakan pemerintah yang mengurangi alokasi dana untuk sejumlah sektor penting, termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur publik. Para pengunjuk rasa khawatir bahwa pemotongan tersebut akan memperburuk kondisi sosial dan ekonomi rakyat, serta mengancam masa depan pendidikan di Indonesia. Mereka menilai bahwa sektor pendidikan sangat membutuhkan anggaran yang memadai untuk memastikan kualitas pendidikan yang tinggi, terutama di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat.

Dalam orasinya, salah seorang mahasiswa, Aulia Rahmawati, mengatakan bahwa pemotongan anggaran ini bertentangan dengan janji pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. “Jika anggaran untuk pendidikan dipotong, maka Indonesia akan semakin terpuruk dalam ketertinggalan. Pemerintah harusnya lebih berpihak pada masa depan anak bangsa, bukan justru mengurangi dana yang sangat dibutuhkan oleh sektor pendidikan,” ujarnya dengan tegas.

Aksi ini juga turut diwarnai dengan pemakaian berbagai atribut simbolis, seperti lampu senter dan lilin yang dinyalakan para mahasiswa, yang menggambarkan kondisi “gelap” yang akan dihadapi oleh sektor pendidikan dan pelayanan publik lainnya jika kebijakan pemotongan anggaran tetap dilanjutkan. Mereka juga menyuarakan bahwa kebijakan ini akan memperburuk ketimpangan sosial yang sudah ada, serta menambah kesulitan bagi masyarakat yang sudah terhimpit oleh inflasi dan rendahnya daya beli.

Pihak pemerintah, melalui Menteri Keuangan, telah memberikan penjelasan terkait kebijakan tersebut. Menurutnya, pemotongan anggaran dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan fiskal negara, mengingat kebutuhan belanja negara yang semakin meningkat. Namun, Menteri Keuangan juga menekankan bahwa sektor-sektor penting, termasuk pendidikan dan kesehatan, tetap menjadi prioritas, meskipun ada pengurangan anggaran.

Namun, penjelasan tersebut tidak membuat para mahasiswa surut dalam aksi mereka. Mereka tetap menyatakan bahwa kebijakan tersebut hanya akan memperburuk kondisi sosial ekonomi di Indonesia, terutama bagi kalangan pelajar dan mahasiswa yang masih membutuhkan dukungan dana untuk melanjutkan pendidikan mereka.

Aksi “Indonesia Gelap” ini mendapatkan perhatian luas dari masyarakat, baik di media sosial maupun di berbagai platform lainnya. Para mahasiswa berharap bahwa pemerintah akan lebih mendengarkan aspirasi mereka dan mempertimbangkan untuk merevisi kebijakan pemotongan anggaran demi masa depan bangsa yang lebih baik.