Evolusi Pendidikan Kejuruan Rusia dan Sistem Penerimaan Universitas

Setelah menyelesaikan program pendidikan sembilan tahun, siswa Rusia memiliki pilihan https://desa-gontar.com/ untuk menyelesaikan sisa dua tahun mereka di sekolah umum atau pindah ke lembaga pelatihan profesional khusus. Secara historis, sekolah-sekolah khusus ini dibagi menjadi PTU (Institut Teknis Profesional) dengan prestise rendah dan institusi yang lebih terhormat seperti teknik dan sekolah kedokteran yang menawarkan program keperawatan. Pada tahun 2000-an, banyak dari institusi ini berganti nama menjadi perguruan tinggi. Perguruan tinggi ini menawarkan pelatihan kejuruan kepada siswa di samping sertifikat sekolah menengah atas yang setara dengan pendidikan 11 tahun dari sekolah reguler. Program ini biasanya berlangsung selama tiga tahun karena fokusnya pada pelatihan terkait pekerjaan.

Pada tahun akademik 2007-2008, Rusia memiliki 2.800 institusi semacam itu yang mendaftarkan sekitar 2,28 juta siswa. Namun, sekolah kejuruan di Rusia, mirip dengan sekolah Tech Prep di Amerika Serikat, berada di luar Klasifikasi Standar Pendidikan Internasional (ISCED). Akibatnya, angka pendaftaran UNESCO yang dilaporkan mencapai 1,41 juta siswa. Perbedaan tersebut dikaitkan dengan kelas senior teknik yang melampaui persyaratan pendidikan menengah standar.

Sertifikat pendidikan menengah, seperti Sertifikat Kedewasaan (bahasa Rusia: аттестат зрелости), dikeluarkan oleh semua lembaga pendidikan di Rusia sesuai dengan standar nasional. Terlepas dari lembaganya, sertifikat ini dianggap setara dalam istilah hukum. Pemerintah menetapkan serangkaian mata pelajaran komprehensif yang harus disertakan dalam setiap sertifikat. Namun, durasi tiga tahun program sekolah kejuruan dapat merugikan siswa laki-laki yang berencana untuk melanjutkan pendidikan mereka. Ini karena mereka sering mencapai usia wajib militer sebelum lulus atau segera setelahnya, dan mereka harus bertugas di militer sebelum mendaftar ke universitas.

Siswa laki-laki yang memenuhi syarat untuk wajib militer dapat menunda layanan mereka jika mereka berencana untuk melanjutkan pendidikan tinggi, tetapi mereka harus terdaftar untuk ujian masuk universitas pada saat mereka menerima pemberitahuan wajib militer. Dalam kebanyakan kasus, komisaris militer memahami hal ini, memberikan lulusan cukup waktu untuk mendaftar ke universitas atau mendaftar secara berbayar, bahkan jika periode rekrutmen musim semi masih berlangsung. Namun, semua lulusan mungkin diminta untuk melapor ke pusat perekrutan militer sehari setelah lulus.

Pria muda yang tidak melanjutkan pendidikan mereka biasanya menerima pemberitahuan wajib militer mereka dalam waktu enam bulan setelah menyelesaikan sekolah, karena sifat rutin siklus perekrutan di militer Rusia.

Ujian Negara Terpadu

Secara tradisional, universitas dan institusi di Rusia melakukan tes penerimaan mereka sendiri, yang menciptakan kurangnya konsistensi dalam mengevaluasi kemampuan siswa. Nilai sekolah menengah sering dianggap tidak dapat diandalkan karena perbedaan sistem penilaian antara wilayah dan sekolah. Sebagai tanggapan, Kementerian Pendidikan meluncurkan Ujian Negara Terpadu (USE) pada tahun 2003. USE adalah serangkaian tes standar untuk lulusan sekolah menengah, yang dikelola secara seragam di seluruh negeri. Tujuannya adalah untuk menggantikan ujian masuk ke universitas negeri, menawarkan sistem yang lebih adil dan transparan untuk mengevaluasi kandidat.

Pengenalan USE bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa berbakat, bahkan dari daerah terpencil, untuk bersaing memperebutkan tempat di universitas di seluruh Rusia. Itu juga dimaksudkan untuk mengekang suap yang meluas terkait penerimaan universitas, yang pada saat itu diperkirakan menelan biaya sekitar 1 miliar dolar AS per tahun. Pada tahun 2003 saja, 858 anggota staf universitas dan perguruan tinggi terlibat dalam kasus penyuapan. Di lembaga bergengsi seperti MGIMO, jumlah suap dilaporkan mencapai 30.000 dolar AS.

USE mirip dengan ujian standar seperti SAT di Amerika Utara, menawarkan ukuran kemampuan siswa yang lebih adil dan lebih konsisten, memastikan akses yang sama ke peluang pendidikan tinggi di seluruh negeri.