Penyalahgunaan vape di Indonesia menjadi isu yang semakin memprihatinkan, terutama di kalangan anak muda. Penggunaan vape atau rokok elektrik yang visit us awalnya dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, kini semakin meluas dan banyak digunakan oleh remaja. Hal ini memunculkan kekhawatiran mengenai dampak kesehatan jangka panjang dan kebiasaan buruk yang mulai terbentuk pada generasi muda.
Salah satu alasan utama mengapa anak muda rentan menggunakan vape adalah adanya pengaruh teman sebaya. Di banyak kalangan remaja, menggunakan vape dianggap sebagai tren atau simbol status sosial. Mereka cenderung meniru apa yang dilakukan oleh teman-temannya tanpa mempertimbangkan dampak buruknya. Dalam beberapa kasus, anak muda bahkan merasa tertekan untuk ikut serta dalam kebiasaan ini agar bisa diterima dalam kelompok sosial mereka.
Selain pengaruh teman sebaya, iklan dan promosi vape yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terkait juga turut berperan dalam memperkenalkan produk ini kepada remaja. Iklan yang menampilkan vape dengan desain menarik dan sering kali menggunakan tokoh atau selebritas yang dianggap idola oleh anak muda, membuat mereka merasa lebih tertarik dan tidak melihatnya sebagai hal yang berbahaya. Beberapa produk vape bahkan hadir dengan berbagai pilihan rasa yang menarik, seperti rasa buah-buahan, yang semakin membuatnya terasa lebih menyenangkan untuk dicoba, tanpa memperhitungkan bahaya kandungan kimiawi di dalamnya.
Selain itu, banyak remaja yang kurang memiliki pengetahuan tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan vape. Meskipun dianggap lebih aman dibandingkan rokok konvensional, vape tetap mengandung nikotin yang dapat menyebabkan kecanduan dan berdampak buruk bagi kesehatan, seperti gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, dan risiko penyakit jantung. Selain itu, banyak produk vape yang tidak memenuhi standar kesehatan dan mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak tubuh.
Faktor lainnya adalah rasa penasaran yang tinggi pada anak muda. Masa remaja adalah waktu di mana seseorang cenderung mencari pengalaman baru dan menguji batasan dirinya. Rasa penasaran yang kuat terhadap hal-hal yang dianggap “terlarang” atau “dewasa” sering kali membuat mereka merasa tertantang untuk mencoba vape. Mereka tidak selalu menyadari bahwa kebiasaan ini bisa berbahaya bagi kesehatan mereka di masa depan.
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan upaya bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Pemerintah perlu memperketat regulasi terkait penjualan dan pemasaran vape, terutama di kalangan anak muda. Penyuluhan tentang bahaya vape juga perlu dilakukan di sekolah-sekolah dan komunitas untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang risiko penggunaan vape. Selain itu, orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi perilaku anak-anak mereka dan memberikan edukasi yang tepat tentang pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.
Penyalahgunaan vape di Indonesia menunjukkan adanya tantangan besar dalam melindungi anak muda dari kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan mereka. Dengan kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan anak-anak muda bisa lebih bijak dalam memilih perilaku dan menghindari godaan yang berbahaya.