Seiring berjalannya waktu, persaingan dalam peningkatan citra diri atau yang kita sebut dengan “Personal Branding” semakin meningkat. Banyak pelajar yang berlomba-lomba menampilkan sikap atau etika yang dianggap ideal bagi https://styleandshoppe.com/ masyarakat dan bertujuan untuk menciptakan persepsi citra positif dirinya di lingkungan sekitarnya. Pernyataan yang sering dijumpai adalah gaya berpakaian yang baik akan menunjukkan personal brand yang baik. .baik juga. MELIHAT
Namun, menilai cara berpakaian Anda dengan personal brand terkesan subjektif sehingga tidak bisa menjadi tolak ukur personal brand yang baik. Berpakaian politis dan sopan dilakukan hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk menunjukkan personal branding yang baik.
Personal branding sangat penting untuk membangun hubungan baik. Personal brand biasanya mencakup banyak hal, mulai dari cara kita berdiri di hadapan masyarakat umum dalam suasana tertentu, cara kita bersikap terhadap orang lain dengan peran berbeda, hingga cara kita berpakaian. Ulasan kutipan “Strategi membangun personal brand dalam kinerja pribadi” oleh Rita Srihasnita dan Dharmasetiawan (2018), menunjukkan bahwa dalam membangun
Personal brand tidak bisa asal-asalan, harus disesuaikan dengan visi dan misi, kepribadian, keterampilan yang dimiliki, dan keunikan Anda. Berdasarkan hal tersebut, personal brand tidak dapat ditentukan oleh satu elemen saja.
Selain itu, alasan gaya berpakaian tidak bisa dijadikan tolak ukur menilai personal brand seseorang adalah karena mudahnya dimanipulasi dengan cara tersebut. Rizal Rahmatullah, mahasiswa program Ilmu Komunikasi angkatan 2023 pun menjawab bahwa menilai cara berpakaian seseorang sangat bergantung pada subjektivitas. “Tidak ada hubungan yang jelas antara cara Anda berpakaian dan merek pribadi Anda. Pendapat tentang cara Anda berpakaian bersifat subjektif bagi setiap orang.
keyakinan mereka,” kata Rizal.
Selain itu, Dimas Asto Aji An’Amta, selaku dosen Program Studi (Prodi) Sosiologi, berpendapat bahwa gaya berpakaian yang baik belum tentu menentukan baik atau tidaknya seseorang. “Mengetahui personal branding seseorang tidak hanya dari cara berpakaiannya, tapi juga pola pikir dan pandangannya secara keseluruhan. Mereka yang berpenampilan rapi dan bersih belum tentu mempunyai pandangan dan pola pikir yang luas, begitu pula sebaliknya,” jelasnya. dalam wawancara langsung pada Selasa (12/9). Keberhasilan akademik hendaknya dipertimbangkan berdasarkan prestasi intelektual, pengetahuan dan keterampilan siswa dalam bidang studinya.
Kalau soal pakaian, siswa bebas berpakaian sesuai keinginannya. Kampus menjadi ruang bebas yang mampu melahirkan mahasiswa menjadi insan kreatif. Namun setelah itu, justru ada siswa yang tidak berani berbicara karena khawatir akan dampaknya terhadap urusan akademik.